Sikap Tidak Peduli dan Membiarkan Anak
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Sikap Tidak Peduli dan Membiarkan Anak merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 4 Dzulhijjah 1445 H / 11 Juni 2024 M.
Kajian Tentang Sikap Tidak Peduli dan Membiarkan Anak
Akan tetapi membiarkan dan menunda penjelasan bukan berarti kita membiarkan kesalahan. Kadang kala, Nabi juga menunda penjelasan karena momennya belum tepat. Seperti Nabi pernah menganjurkan kepada Mu’adz bin Jabal agar tidak menyampaikan salah satu keutamaan tauhid, karena dikhawatirkan kaum muslimin yang pada saat itu baru saja memeluk Islam tidak mengerti dan salah memahami hingga akhirnya mereka bersandar kepada tauhid mereka.
Tentunya, menunda penjelasan bukan berarti pembiaran, karena pada akhirnya Mu’adz bin Jabal menyampaikan keutamaan tauhid tersebut. Ada momen yang harus kita tunggu dan kita gunakan untuk menyampaikan nasihat serta meluruskan penyimpangan. Namun, ini bukan berarti kita membiarkan dan menunjukkan seolah-olah kita tidak peduli dan tak mau tahu. Apalagi, jika orang tua berkata, “Terserahlah, sesuka dia apa yang dia mau, apa yang ingin dia lakukan.” Ini adalah kata-kata putus asa.
Kita harus berusaha, karena kita diperintahkan untuk menyampaikan nasihat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
“Berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Az-Zariyat[51]: 55)
Manfaat dari nasihat itu mungkin tidak sekarang, tapi nanti. Karena kadang-kadang manusia perlu berproses untuk menerima nasihat. Yang penting, dia dengar dulu dan tidak perlu memaksa, karena tidak ada paksaan dalam agama. Hidayah juga bukan di tangan kita, hatinya juga bukan di tangan kita, melainkan di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka, sampaikan dengan cara yang hikmah, bijaksana, dan jangan putus asa. Ulangi nasihat itu berkali-kali. Jangan katakan, “Sudah capek aku memberikan nasihat kepadamu.”
Banyak orang tua yang akhirnya menyerah. Oleh karena itu jangan pernah merasa gagal dalam mendidik anak, bagaimanapun hasilnya, bagaimanapun kondisinya. Kadang-kadang kondisinya tidak kita inginkan, tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Itu yang terjadi kadang-kadang di lapangan, dalam kehidupan nyata, tidak seindah yang kita dengar di majelis taklim atau yang kita baca di buku-buku. Kenyataan kadang-kadang mungkin lebih pahit daripada yang dibayangkan, tapi jangan putus asa. Terus saja sampaikan nasihat, karena itulah kewajiban kita.
Jadi, kata-kata seperti “terserah apa maumu” atau “terserah apa yang mau kamu lakukan” itu tidak perlu diucapkan, walaupun kadang-kadang ada rasa putus asa dan letih melihat anak yang kadang-kadang tidak seperti yang kita harapkan. Kita sudah berjibaku, kita sudah berusaha dengan segala daya upaya, tapi kadang-kadang tidak seperti yang kita harapkan. Jangan putus asa, karena hidayah ada di tangan Allah. Allah yang menilai apa yang sudah kita lakukan, sedangkan hatinya bukan tanggung jawab kita.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54239-sikap-tidak-peduli-dan-membiarkan-anak/